Bu..
Aku masih ingat.. Kala itu..
Kau
ajariku memakai pakaian dengan baik
Kau
menyuruhku merapikannya
Kau
memintaku untuk tidak terus menangis
Jeritanku
bu, jeritan yang selalu mengganggu tidurmu
Tidakkah
kau lelah denganku? Kau masih saja mengurusku
Sembilan
bulan ibu, aku dalam kandungmu
Kau
timang aku. Kau terus doakan aku
Shalawat
untuk menenangkanku
Kau
usap kepalaku saat ku bermanja dipangkuanmu
Ibu,
kau didik aku dengan sebaik-baik didikkan
Kau
kenalkan kasih sayang dalam masalah
Kau
cantikkan diriku dengan caramu menata akhlakku
Dengan
sabar kau jawab semua pertanyaanku
Tapi
ilmumu tak pernah habis
Karena
ilmu kasih sayangmu tak pernah berujung
Bahkan
marahmu untuk mendidikku
Bukan..
bukan marah..
Kau
hanya ingin menegurku karena tingkah nakalku
Hanya
saja aku yang tak pernah mengerti
Ibu..
lagi lagi kau tak pernah lelah membimbingku
Sekarang..
aku sudah besar bu, aku sudah tumbuh
Ku
harap, kau bangga dengan pertumbuhanku
Sekarang, lingkar kehidupanku semakin bertambah bu,
Kawanku
semakin banyak
Tapi..
aku banyak mengecewakan
Ku
ingat, tak hanya sekali dua kali saja kau ku sampingkan
Hanya
sekedar membalas pesanmu saja, sering ku tunda
Padahal
ku tahu, kau menunggu bu.
Maafkan
anakmu ini bu, maafkan
Ibu,
kau ajariku untuk tetap sabar dan kuat
Kau
ajariku tegar menghadapi hidup
Kau
banjiri aku dengan nasihat yang menguatkan
Bahkan
dalam setiap doamu, namaku kau sebut
Terimakasih
Ibu...
Meski
diluar sana, banyak hal baru yang ku dapatkan
Tapi..
kau tetap menjadi madrasah utama bagiku
Karena
kau ajari ku cinta yang luar biasa. Menenangkan..
Kau
Madrasah Utama Bagiku