Kamis, 12 Juni 2014

Belajar menerima #part2


Bismillah...
tulisan itu hampir saja buat masalah..
bukan begitu dear..
aku hanya ingin berbagi saja tentang rasa. tentang emosi.
bukankah kita diajarkan untuk saling memaafkan.
yang terpenting, kita diajarkan untuk pasrah.
pasrah bukan berarti sikap putus asa dan tak bergerak kan?
bukankah pasrah berarti siap dengan segala kekecewaan yang mungkin saja bisa dirasakan.
namun sayangnya, karena sudah pasrah, ya sudah, tak mampu berlarut dalam kecewa berlebih.
allah kasih itu ya pasti allah tau itu yang terbaik.
aku banyak belajar darimu.
terimakasih telah mengingatkanku dengan sikapmu.
aku mencintaimu.
:)

Belajar Menerima #part1


Rabu, 11 Juni 2014

Kau ucap rindu, benarkah?


Kemarin aku menghubungimu ya.
Menanyakan adakah hutang yang belum aku lunasi.
kau tak menjawab hutangku, tapi kau malah bertanya ada apa denganku.
Dan kau ucap, kau rindu. Benarkah?
Hari ini kita bertemu ya?
Tapi tak ada ekspresi rindu diwajahmu
Tak ada sikap rindu seperti yang kau ucap.
Benarkah kemarin kau kata rindu?
Kau tak sedang berbohong kan?

Dulu.. selesai kuliah, kita saling tunggu.
Dulu kita sering makan bareng kan.
Dulu kita sering diskusi.
Dulu kau pernah menangis dihadapanku. Aku juga. Menangis dihadapanmu.
Wajahku kini pias. Tak bersemangat.
Apa kau tak melihat raut wajah ingin mendekat.
Tapi aku tak mampu.
Tak mampu melihatmu yang begitu hangat dengannya.
Aku tak berani mendekat.
Aku tak tau bagaimana seharusnya bersikap padamu.
Bahkan, aku lupa bagaimana caranya tersenyum padamu.
Di dinding kamarku ada tulisan, tulisan ‘Aku rindu.. rindu senyummu’
Senyummu padaku. Senyum tulus itu. Senyum keluhan itu.
Tak apa kau mengeluh. Ku dengar. Sungguh. Karena aku rindu.
Salahkah aku minta kau kembali padaku.
Kembali dalam manisnya persahabatan.
Oohh sahabat... aku rindu...
Maafkanlah egoku.
09:04, 12 Juni 2014
@PKM lt 3

Selasa, 10 Juni 2014

"Menjadi Muslimah Prestatif" bareng mba Flo dan mba Birul


Bismillah
KRPH @Masjid Mardliyyah UGM
"Menjadi Muslimah Prestatif" bersama mba Flo dan mba Birul
---> menyamakan frame :
“Menjadi muslimah prestatif adalah proses yang tiada henti.
Namun, ada orang yang dinilai baik prestasinya dihadapan manusia, tapi tidak mendapatkan label prestatif dihadapan Allah.
Banyak sekali cobaan untuk menjadi prestatif dimata Allah. Karena prestatif dimata Allah itu bukan bersifat kuantitatif, namun sayangnya manusia sangat terlena dengan angka-angka real. Mengejar kuantitas tanpa memperhitukan kualitas.
Berusahalah untuk meningkatkan kualitas diri kita untuk prestatif dimata Allah. Dengan cara meluruskan niat.
Bukan dengan menghitung-hitung amalan yang telah kita lakukan. Karena bisa jadi hitungan Allah lebih banyak dari hitungan kita. Eiitss, tapi jangan salah, sangat tidak menutup kemungkinan hitungan Allah lebih sedikit dari hitungan kita karena melihat berkurangnya keikhlasan kita.
Prestasi yang kita lakukan, apapun itu, niatkan karena Allah. Jadikan sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
Jika tanpa menghadirkan Allah, hanya melihat pandangan manusia saja, bisa jadi prestasi tersebut tidak berkah dimata Allah.”

Dear, setiap muslimah itu istimewa. Ada yang memiliki prestasi dibidang akademik, ada yang dibidang sosial, ada yang dibidang komunikasi dsb.
Berprestasilah dengan potensi yang kau miliki.. jika kita memiliki ketertarikan terhadap sesuatu, maka ikutilah. Tidak ada ilmu yang sia-sia, jangan pernah menyesal kita belajar disini, belajar disana, itu semua akan bermanfaat, tergantung dimana kita akan muarakan ilmu yang telah kita peroleh. Bagaimana caranya ilmu yang kita dapatkan dapat bermanfaat dengan baik.
Tetap semangat menambah ilmu dear. ^_^”
Lanjutan yang tadi ya... ^^
Jadi? Setiap sahabatpun punya prestasi masing-masing.
Lewat keteladanan. Lewat sikap kita yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi yang lain. Lead be action.
Ooiiy.. siap nggak siap nihh.. ketika malaikat izroil dateng, yaa kita harus siap! Makanya yok selalu berusaha berbuat kebaikan. gimana? Memberikan keteladanan, Bersyukur, Ikhtiar
Ada 2 indikator seseorang dikatakan bersyukur dan bersabar : Melihat ke bawah (dalam hal dunia), Melihat ke atas (dalam hal akherat)
Walaupun lahir di dunia sederhana, namun tidak menyederhanakan amalan-amalannya.

Pendidikan utama dari seorang anak itu, dimulai dari didikan orangtua, terutama ibu.
Ada motivasi terbesar untuk membuat kita prestatif nih ‘karena kita ingin membentuk anak kita menjadi generasi penerus bangsa yang berprestasi’ tentunya yang terlahir dari rahim ibu yang prestatif.
Ini tentang prestasi juga..
Tadi ustadzahnya cerita. Ketika diajak ibu kepasar, yang dipikirkan bukan ‘nanti masak apa ya’ tapi ‘beli oleh-oleh apa nih buat tetangga’
Kalo habis menang lomba misalnya, dapet reward ‘jangan langsung ditabung’ tapi ‘dibagi-bagi dulu, baru ditabung’.
Itu adalah prestatif. Prestasi dari orangtua yang mendidik anaknya untuk berbagi.
Kalo ingin sukses. Pandai-pandai mengatur waktu. Jika ingin melakukan lompatan, lakukan dari diri sendiri, perbaiki diri. Orang yang dapat memenejemen dirinya, yang dapat mengendalikan emosinya, maka jalannya akan lebih mudah.

Keberhasilan tidak akan terjadi jika tidak dipersiapkan sebaik-baiknya.
Punya target. Punya impian, impian itu adalah rencana kita dan rencana Allah.
“kita tidak pernah tau rencana Allah untuk kita, tapi kita bisa merencanakan apa yang bisa kita lakukan. Kita punya pensil, Allah punya penghapusnya. Ketika kita merencanakan sesuatu, bisa saja dengan pensil kita mencoret dan tercapai, tapi bisa jadi sebelum tercoret, Allah menghapusnya dulu karena Allah ingin memberi yang terbaik, yang lebih baik dari rencana kita.
Harus punya komitmen terhadap target. ‘Itu target saya, dan harus diperjuangkan’.
Seseorang yang sudah membuat target, ia telah 1 langkah lebih maju daripada yang tidak membuat target.
Banyak orang yang tidak sadar, bahwa kita adalah akumulasi dari doa-doa masa lalu. Bersabarlah.. bersyukurlah..
STOP termakan dengan penilaian oranglain dan ego diri sendiri!!” ^^