Minggu, 25 Januari 2015

Coba Orang Dewasa Juga Begini Ya


Si bocil-bocil itu kembali membuat kerusuhan di kamar :D
Setelah lelah mengerusuhi pemilik kamar (ku kira), akhirnya salah satu dari mereka pergi ke kamar sebelah. Ngapain? Minta crayon dan kertas gambar. Lalu? balik lagi ke kamar ku. Duh. -_-
Tidak berapa lama dari transaksi yang terjadi di kamar tetangga, terjadilah insiden baru. Rebutan crayon, baiklah. Akupun hanya diam membiarkan mereka berebut, sampai akhirnya menangislah salah satu dari mereka. Aku masih tetap diam, membiarkannya menangis. :D
“Haura kenapa?” Ibu Peri pun datang. Hehe. Si tetangga yang tadi memberi crayon dan kertas gambar. Aku memang tak bisa manis-manis kemudian mempuk-puk anak biar berhenti menangis, lebih tepatnya bukan tidak bisa, tapi tidak ingin. Biarlah mereka menangis, ulah mereka sendiri, nanti kan lelah sendiri. Setelah keadaan membaik, baru aksi mendamaikan dimulai.
Setelah si tetangga berhasil mendiamkan si bocil yang satu, dunia pun sedikit lebih tenang, tapi mereka masih tetap beradu kerut, mungkin mereka berteriak “aku benci kamu!”, “eaah aku juga!!” dalam hati. *itu sedikit berlebihan sih untuk ukuran bocil-bocil
Adu wajah jelek berlangsung cukup lama dan mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing, sesekali mereka terdiam, yaa tak bersahabat memang membingungkan, sama seperti mereka saat itu. Barulah aku angkat kata, “Hayoo… Udah pada maafan belum? Yok maafan” anak kecil mudah sekali untuk minta maaf dan memaafkan. Mereka saling menatap, yang satu pun mengulurkan tangannya. Sayang, tak ada respon dari pemain yang satunya, ia pun kembali menarik tangannya. “Ayok haura, novi udah minta maaf tuh, mana tangan haura” setelah penawaran yang cukup berwaktu, mereka pun bersalaman, baru bersalaman beberapa detik, langsung cair tu hati. Mereka berbincang seperti tak pernah terjadi peperangan, biasa saja. Menyenangkan yaa ukhuwah anak kecil itu.

Bagaimana dengan kita?
Sudah berapa banyak hati yang tersakiti karena ucapan kita? Tatapan kita? Kecemburuan? Keangkuhan sikap? Kebanyakan orang dewasa memang membingungkan, hal kecil saja dianggap masalah. Begitukah? Atau karena mereka sudah terlanjur mengenal masalah? Hanya saja mereka sudah terlalu lama terpaku dalam masalahnya, sampai lupa bagaimana cara menyelesaikan. Mungkin. Lucu ya. Sering sekali menemukan yang seperti ini, #talkself juga. Simpel saja sebenarnya, hanya berusaha untuk saling memahami. Rendahkan si hati. Hilangkan keangkuhan. Jangan malu untuk memulai kata maaf. Jangan bimbang untuk melangkah memperbaiki. Karena kita bersaudara ^^


17:23, 25 Januari 2014
@Kamar Cinta Multazam 2

Sabtu, 24 Januari 2015

Jogja Keren Ya De? Iya Bu, Tapi Ibu Jauh Lebih Keren



(17 Januari 2015) Sampailah wanita tagguh ini di kota penuh warna, kota penuh kenangan, kota saksi cinta, Jogja.
Ngeeeeenggg… Ku bawa wanita tangguh ini ke sebuah tempat penawar lelah, tempat yang siap mendamaikan mata dan hati.
Jgleg. “Ahlan wa sahlan di Asma Amanina” Sambutku riang padanya, pada seorang wanita yang tak pernah lelah belajar, seorang wanita yang sabar dan kuat, seorang wanita yang tak malu bertanya dalam kebingungannya, wanita yang siap mendengar semua cerita anak-anaknya, wanita yang bibirnya tak pernah lelah berdoa untuk suami dan anak-anaknya, minta pada Sang Rahman agar kami selalu diberi yang terbaik, itu doa khas nya. IBU. Sosok penuh kasih yang tak semua kata mampu melukiskannya.

---Di Kamar Cinta Multazam 2, Asma Amanina---
“Alhamdulillah akhirnya ibu nyampe jogja haha *pake ketawa khasnya, ramah-ramah banget ya de anak-anaknya disini. Dari ibu masuk gerbang sampe kamar.”
Sambutan mereka memang hangat. Terimakasih ‘ammah-‘ammah. Ibu Betah lho di Asma. ^^
Ya, banyak yang ibu banggakan tentang Asma Amanina, dari sholat berjamaah tepat waktunya, dzikir bersama selepas sholat, dzikir almatsurat (yang akhirnya ibu beli almatsurat), orang yang berjalan sambil bibir terus berkumik (menghafal alquran), semangat-semangat memperdalam ilmu agama sampai lupa diluar ada dunia yang begitu menarik perhatian, kata ibu, “kalo udah disini ya lupa ya de sama shoping, sama kepengin yang kaya punya siapa, ya hidupnya udah nyante aja nggak kepikiran dunia”
Yaps, jika kita tidak disibukkan dengan sesuatu yang bermanfaat, pasti kita akan jatuh pada kegiatan yang sia-sia. So, kudu rajin-rajin cari kesibukan yang bermanfaat.

Nah, Mumpung ibu disini, perlu ditunjukan satu tempat keren lagi nih
Nurul Ashri ^_^
Kajian rutin minggu pagi.
Selesai kajian, ditemani teh hangat dan gorengan kecil yang sangat cukup mengganjal perut (takjil ba’da kajian. Terimakasih Nurul Ashri :D).
“De, Jogja keren banget ya de… Ini mah ibu jadi lupa dagang atuh kalo udah dijogja.”

--To be continued--
           


24 Januari 2015