Kau tau apa itu benci?
Setelah tau definisinya, sekarang aku
bertanya, untuk apa harus ada rasa benci? Darimana datangnya? Apa saja
penyebabnya? Ternyata. Ada solusinya gaes. Lihat Bagan Ini.
*Hanya hasil analisis ^^
Setelah melalui persepsi yang cukup
memakan waktu, akhirnya ditemukan!
Rasa-rasa itu sangat erat kaitannya
dengan IMAN. Saat iman naik/ ruhiyah terjaga maka akan sangat mudah bagi kita
untuk berkhusnuzon. Terpaan angin sekencang apapun sesakit apapun, bagi orang-orang yang kuat imannya? Ia
akan tetap berdiri kokoh. Mungkin, bisa dianalogikan seorang yang terekena
badai tetapi badai itu hanya menggerakkan badannya kekanan dan kekiri saja, tetapi
kakinya tetap tegar menopang tubuhnya melawan angin badai itu.
Bagaimana dengan seorang yang lemah
imannya, akan sangat mungkin semua yang tidak sesuai dengan dirinya bakal jadi
bahan prasangkanya, ya, prasangka negatif. Hatinya akan mudah resah, mudah iri,
membenci bahkan orang yang tak salah apa-apa pun akan menjadi korban kelemahan
imannya. Ia yang wajahnya menjadi tak enak dipandang, ia yang ketus
bicaranya,ia yang cepat marah bahkan ia yang manis didepannya saja tapi mengadu
domba dibelakang, menggrumel dibelakang. Ini BAHAYA!
Nah, solusinya gimana? Yang pasti,
yang paling utama adalah menghadirkan hati disetiap kegiatan yang kamu jalani.
Jika hati berat, ada yang salah dengan yang kau lakukan, ada yang salah dengan
orientasimu atau bahkan ada yang salah dengan lingkungan. Jadi, Segera! Cari
Tau! Temukan! Perbaiki!
Selain itu, ada satu lagi, masalah
KOMUNIKASI! Itu penting gaes.
Kau tak suka? Sampaikanlah. Bisa jadi
ini adalah proyek dakwahmu untuk saling mengingatkan. Masih sungkan
mengingatkan? Nah, perlu dipertanyakan tuh ukhuwahnya. Karena CINTA lah yang
akan mendorongmu melakukannya. Rasa Sayang itulah yang membuatmu tak ingin
menyaksikan mereka yang semakin salah jalan. Yakinkan Dirimu Saja! Bahwa kamu
bisa melakukannya! Tumbuhkan rasa sayang itu!
Sampai akhirnya, sangat mudah bagimu
menegur dan menyapa!
Tetapi, ada satu kunci sebelum kau
masuk menemuinya. Apa? Hati-hati sebelum memberi saran/ kritik –KHUSNUZON—terlebih
dahulu. ^^
Salah satu contohnya, seorang yang
memasang foto/ memperlihatkan wajahnya di media sosial (padahal dia akhwat).
Ya, sebelum dikonfirmasi, khusnuzon dulu, mungkin saja ia memasang fotonya untuk
mengimbangi tidak hanya foto-foto yang berpakaian seadanya aja yang dilihat,
tapi akhwat berjilbabpun banyak dinegeri ini. Hal ini bisa menjadi salah satu
syiar untuk memotivasi orang-orang untuk berjilbab.
Nah, satu hal. Kalau untuk oranglain kita
harus lembut, teruslah berprasangka baik. Tapi, kalo untuk diri sendiri kita musti
kritis. Jangan ngegampangin. Sering-sering chross
check niat. Jika nggak LILLAH atau nggak ada kepentingan dakwahnya, Yasudah
Tinggalkan. Perbaiki!
Bersiap untuk memperbaiki komunikasi?
Bersiap untuk berkhusnuzon sebelum bertindak? Bersiap mengkritisi diri?
#musnahkanPrasangka
#tumbuhkanRasaSayang
10 Maret 2015
Ruang Kelas RF4 FT UNY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar