Allah… Terimakasih telah memberiku
umur sampai hari ini. Hari-hari yang ku lalui dengan penuh kebaikan, namun
terlampau sering diri ini istiqomah dalam kemaksiatan. Melupakan kata syukur.
Banyak Alasan untuk menunda kebaikan. Maafkan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Salam cinta yang pertama untuk dua
orang terkeren pencetak kenangan terbaik, pembimbing nomor Satu, penasehat yang
tak pernah berhenti mendoakan, Ibu Bapak.
Maafkan anakmu ini pak, bu, sampai
saat ini pun entah apa hal membanggakan yang dapat ku persembahkan.
De Bintang sayang Ibu Bapak.
Tapi dusta rasanya, saat anakmu ini katakan
sayang, namun doa yang tertuju padamu belum bisa selalu sepenuh hati, masih
sekedarnya saja. Bahkan, sehari terlewat begitu saja tanpa ada doa khusus untukmu,
Bu, Pak.
Dusta sekali rasanya, saat aku katakana
mencintaimu, tetapi masih sering melalaikan amanah darimu.
Pak, Bu, terimakasih untuk
pengorbanan selama ini. Bapak yang tak pernah lelah berbagi ilmu di sekolah,
pulang sampai sore. Ibu tangguh yang sering menggotong barang-barang
dagangannya sendiri. Kau memang tak suka merepotkan oranglain, darimu aku
belajar menjadi Muslimah yang Kuat, Bu.
Tetapi apa balasan anakmu ini,
hanya menghabiskan uangmu saja. Prestasi? Ah, aku belum bisa sebanyak mereka
bahkan tidak ada apa-apanya. Hafalan yang ku niatkan agar dapat memberi mahkota
untukmu esok di Surga. Tetapi apa sekarang? Lalai sekali anakmu ini. Sungguh
Dusta!
Janji Allah, dalam amalan yang tak
pernah terputus, Doa Anak Sholeh.
Bu, Pak, Se Sholehah apakah anakmu
ini. Masih sombong dengan semua perbuatan sia-sia yang tak pernah henti aku
lakukan. Lagi-lagi dusta sekali anakmu ini, bukan berusaha menghadiahkan surga,
tetapi masih saja memberatkanmu dengan maksiat-maksiatku.
Mas Arif, De Bintang sayang mas Arif.
Sosok kakak yang tak pernah sekalipun terlontarkan kata-kata marah. Menjaga
adikmu dengan penuh kasih sayang, dengan caramu.
De Stoic, manut nggih kalih Ibu
Bapak. Rajin ngaji, ampun ndamel Bapak Ibu kesuh gara-gara de Stoic mboten
manut. Ditambah terus hafalane ngge kado Bapak Ibu ngenjang. De Stoic sayang
Ibu Bapak kan? Mba Bintang sayang adek.
Ibu, Bapak, Mas Arif, De Stoic,
ketemu di Surga nggih….
-UpgradingKMM2015
22 Maret 2015