(17 Januari 2015) Sampailah
wanita tagguh ini di kota penuh warna, kota penuh kenangan, kota saksi cinta,
Jogja.
Ngeeeeenggg… Ku bawa
wanita tangguh ini ke sebuah tempat penawar lelah, tempat yang siap mendamaikan
mata dan hati.
Jgleg. “Ahlan wa
sahlan di Asma Amanina” Sambutku riang padanya, pada seorang wanita yang tak
pernah lelah belajar, seorang wanita yang sabar dan kuat, seorang wanita yang
tak malu bertanya dalam kebingungannya, wanita yang siap mendengar semua cerita
anak-anaknya, wanita yang bibirnya tak pernah lelah berdoa untuk suami dan
anak-anaknya, minta pada Sang Rahman agar kami selalu diberi yang terbaik, itu
doa khas nya. IBU. Sosok penuh kasih yang tak semua kata mampu melukiskannya.
---Di Kamar Cinta
Multazam 2, Asma Amanina---
“Alhamdulillah
akhirnya ibu nyampe jogja haha *pake ketawa khasnya, ramah-ramah banget ya de
anak-anaknya disini. Dari ibu masuk gerbang sampe kamar.”
Sambutan mereka
memang hangat. Terimakasih ‘ammah-‘ammah. Ibu Betah lho di Asma. ^^
Ya, banyak yang ibu
banggakan tentang Asma Amanina, dari sholat berjamaah tepat waktunya, dzikir
bersama selepas sholat, dzikir almatsurat (yang akhirnya ibu beli almatsurat),
orang yang berjalan sambil bibir terus berkumik (menghafal alquran),
semangat-semangat memperdalam ilmu agama sampai lupa diluar ada dunia yang
begitu menarik perhatian, kata ibu, “kalo udah disini ya lupa ya de sama shoping,
sama kepengin yang kaya punya siapa, ya hidupnya udah nyante aja nggak kepikiran
dunia”
Yaps, jika kita tidak
disibukkan dengan sesuatu yang bermanfaat, pasti kita akan jatuh pada kegiatan
yang sia-sia. So, kudu rajin-rajin cari kesibukan yang bermanfaat.
Nah, Mumpung ibu
disini, perlu ditunjukan satu tempat keren lagi nih
Nurul Ashri ^_^
Kajian rutin minggu
pagi.
Selesai kajian,
ditemani teh hangat dan gorengan kecil yang sangat cukup mengganjal perut
(takjil ba’da kajian. Terimakasih Nurul Ashri :D).
“De, Jogja keren
banget ya de… Ini mah ibu jadi lupa dagang atuh kalo udah dijogja.”
--To be
continued--
24 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar