Dia. Akhwat
keren.
Muslimah
keren yang memikat hatiku dipertemuan pertama.. tidak.. tidak.. kami tidak bertemu..
terpisah jarak.. aku hanya mampu melihatnya saja.
“kereenn banget
ini ngomongnya.. ngena.. ngejleb tapi aluss.. lancaarr tanpa jeda pokoknya enak
banget di denger”,
itu ketika mba nya diminta untuk
mempresentasikan Tugas Akhirnya tentang “”..
Aku
terpesona. :’)
Tuing
tuing… beberapa saat kemudian..
Di dalam istana
kecil itu, ternyata Allah menakdirkanku untuk mengenal lebih dekat dengan mba
sholehah yang keren ini. Setelah ku tau ternyata dia jurusan psikologi… aaaa
tambah keren!!
Setiap
ketemu, ada saja ilmu yang ia sampaikan…
Jadi inget
kajian beberapa hari lalu, seorang mukmin yang baik itu? Dia yang dengan
memandangnya saja sudah meningkatkan keimanan.
Nah
akhirnya kami dipertemukan lebih dekat di forum lingkar. Menghafal surat
Ar-rahman. Walaupun beberapa pertemuan baru bisa bersamanya :D
“Dek, tau nggak
kenapa dalam surat arrahman itu dibuat seperti itu? Ada ayat yang diulang-ulang
‘fabiayyialaairobbikumatukadzdziban’?”
“emm..kenapa
mba?”, kataku berharap penjelasan darinya.
“Coba Bintang
cari tau, ketika bintang sudah menemukan jawabannya, insyaallah akan semakin
mudah menghafal”.
Lalu, dia berlanjut ke kawan lain yang sedang
kesulitan menghafal, aku masih memperhatikannya.
“Para sahabat, mereka itu
menghafal bukan sekedar menghafal, tapi mereka menjaga. Dan…” *akuLupa*.
Suatu pagi
(9 Juli 2014). Kami menemui nya di kamar. Ia sedang terbaring lemah, sakit.
Tapi tak terlihat sakit, dengan segala kata yang ia keluarkan, masih sama,
menyentuh hati.
Kita hanya
ingin bertemu dengannya, sekedar kata terimakasih sebelum ia pergi meninggalkan
istana kecil ini untuk beberapa waktu saja sebenarnya. Tapi kedekatan atas nama
cinta untuk waktu yang tidak terlalu lama telah melabuhkan hati pada kekuatan
untuk mempertahankan, 4 hari? Bukankah sangat singkat? Namun apa yang selalu ia
katakan?
“bicaralah dari hati, niatkan selalu
untuk berbicara dari hati, supaya sampai ke hati”
Pagi itu,
kami ungkapkan juga kekaguman kami padanya, kemudian ia bercerita,
“mba
juga sangat kagum dengan seseorang (ia sebut namanya), sampai sekarang, tapi
lama-lama mba berfikir, ‘apakah kekaguman mba ini sudah mendekatkan mba dengan
Allah atau bahkan telah menjauhkan mba dengan-Nya’. Pada saat-saat seperti ini
sebenarnya Allah sedang menguji, sejauh mana mba kagum dengan ciptaan-Nya. Yang
seharusnya tidak pernah mengalahkan kekaguman kita pada Allah”. :’)
Ini sama
halnya juga ketika Allah memperlihatkan pada kita keindahan alamnya. Gunung itu
keren. Langit itu keren. Laut itu sangaat keren… Apalagi yang menciptakan?
Subhanallah. Mengagumi Sang Pencipta seluruh keindahan, sebelum mengagumi yang
lainnya… :’)
Pada suatu
kesempatan, saat kami buka bersama (10 Juli 2014) ada sesi curhat-curhat. Si lawan
berhak mengajukan pertanyaan apa saja pada korban. :D
Nah, pas
si korbannya mba keren itu, momen terpanjang dalam sesi curhat ini :3
Dengan
banyaknya pertanyaan, sampai akupun lupa apa saja :/ ..
salah
seorang akhwat ada yang bertanya, ‘mba, apa cita-cita mba?’
dia menjawab, “cita-cita itu
kan sudah Allah tuliskan ya. Sudah ditakdirkan. Kalo mba ditanya soal
cita-cita, mba akan lebih menjawab ke hal akan yang dilakukan, salah satunya,
mba ingin setiap orang yang ada disamping mba, selalu merasa menjadi orang yang
paling dekat dengan mba. Tapi jika memang harus menjawab, mba bercita-cita
menjadi dosen, mba tidak terlalu menginginkan profesi itu, namun bapak
menginginkan mba untuk menjadi seorang dosen, karena itu keinginan orangtua dan
berbakti kepada orang tua merupakan salah satu ibadah, kenapa tidak dilakukan
:’)”.
Aku jadi teringat sahabat-sahabat rasulullah
saw dulu, mereka juga masing-masing merasa menjadi orang yang paling istimewa
dihadapan rasulullah saw. Karena rasulullah saw selalu memberikan sikap terbaik
untuk sahabat-sahabatnya.
Kembali
lagi…Ya benar, setiap orang memang akan merasa sangat dekat ketika berada
disampingnya, seperti posisiku saat itu, tepat disampingnya, dan aku memang
selalu bersengaja untuk memposisikan diri untuk sedekat mungkin dengannya.
Hanya ingin merasakan atmosfer cinta yang lebih dalam, hanya ingin merasakan
kehangatan ketika berada disampingnya, kehangatan dari sentuhannya, dan dari
setiap kata yang keluar dari lisannya. Selalu saja ada motivasi terbaik yang ia
berikan.
Kemarin (Jumat,
18 Juli 2014), sebuah kenangan terindah. Lagi-lagi hanya sebuah rangkaian kata,
tapi kali ini ditambah pelukan hangat.
“Bintang,
jadi anak yang baik ya buat orangtua, jadi penyejuk mata orangtua ketika Bintang
pulang, semua sikap Bintang perkataan Bintang, berusaha menjadi Qurrota A’yun. Bagaimana
caranya?”. “hati-hati dengan perkataan ‘tidak’, hati-hati ketika menolak
orangtua, hati-hati ketika Bintang diperintah, segera saja kerjakan. Bintang juga
harus menjadi kakak yang baik buat de stoic, menjadi adik yang baik buat mas
arif. Jangan lupa selalu memberikan wajah bahagia untuk orangtua, entah saat
itu perasaan Bintang lagi nggak enak, atau ada masalah, tetap saja wajah itu
nggak boleh di tekuk”. “………………………………..”
Aku tak mampu
menguraikan semuanya. Privasi. :D
#part1
*Ukhibuki
Fillah mba ^^
19 Juli
2014, 09:49 (Last Edited)
Kamar
Cinta, Multazam 2