Kemarin aku menghubungimu ya.
Menanyakan adakah hutang yang belum
aku lunasi.
kau tak menjawab hutangku, tapi kau
malah bertanya ada apa denganku.
Dan kau ucap, kau rindu. Benarkah?
Hari ini kita bertemu ya?
Tapi tak ada ekspresi rindu
diwajahmu
Tak ada sikap rindu seperti yang
kau ucap.
Benarkah kemarin kau kata rindu?
Kau tak sedang berbohong kan?
Dulu.. selesai kuliah, kita saling
tunggu.
Dulu kita sering makan bareng kan.
Dulu kita sering diskusi.
Dulu kau pernah menangis
dihadapanku. Aku juga. Menangis dihadapanmu.
Wajahku kini pias. Tak bersemangat.
Apa kau tak melihat raut wajah
ingin mendekat.
Tapi aku tak mampu.
Tak mampu melihatmu yang begitu hangat
dengannya.
Aku tak berani mendekat.
Aku tak berani mendekat.
Aku tak tau bagaimana seharusnya
bersikap padamu.
Bahkan, aku lupa bagaimana caranya tersenyum
padamu.
Di dinding kamarku ada tulisan,
tulisan ‘Aku rindu.. rindu senyummu’
Senyummu padaku. Senyum tulus itu. Senyum
keluhan itu.
Tak apa kau mengeluh. Ku dengar. Sungguh.
Karena aku rindu.
Salahkah aku minta kau kembali
padaku.
Kembali dalam manisnya
persahabatan.
Oohh sahabat... aku rindu...
Maafkanlah egoku.
09:04, 12
Juni 2014
@PKM lt 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar