Rabu, 11 Juni 2014

Kau ucap rindu, benarkah?


Kemarin aku menghubungimu ya.
Menanyakan adakah hutang yang belum aku lunasi.
kau tak menjawab hutangku, tapi kau malah bertanya ada apa denganku.
Dan kau ucap, kau rindu. Benarkah?
Hari ini kita bertemu ya?
Tapi tak ada ekspresi rindu diwajahmu
Tak ada sikap rindu seperti yang kau ucap.
Benarkah kemarin kau kata rindu?
Kau tak sedang berbohong kan?

Dulu.. selesai kuliah, kita saling tunggu.
Dulu kita sering makan bareng kan.
Dulu kita sering diskusi.
Dulu kau pernah menangis dihadapanku. Aku juga. Menangis dihadapanmu.
Wajahku kini pias. Tak bersemangat.
Apa kau tak melihat raut wajah ingin mendekat.
Tapi aku tak mampu.
Tak mampu melihatmu yang begitu hangat dengannya.
Aku tak berani mendekat.
Aku tak tau bagaimana seharusnya bersikap padamu.
Bahkan, aku lupa bagaimana caranya tersenyum padamu.
Di dinding kamarku ada tulisan, tulisan ‘Aku rindu.. rindu senyummu’
Senyummu padaku. Senyum tulus itu. Senyum keluhan itu.
Tak apa kau mengeluh. Ku dengar. Sungguh. Karena aku rindu.
Salahkah aku minta kau kembali padaku.
Kembali dalam manisnya persahabatan.
Oohh sahabat... aku rindu...
Maafkanlah egoku.
09:04, 12 Juni 2014
@PKM lt 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar